Thursday 4 April 2019

6 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Pemilu 17 April 2019


Pada Pemilu 17 April 2019 nanti, masyarakat Indonesia akan memilih presiden dan anggota legislatif. Menjelang tanggal itu, sebagian besar perhatian masyarakat tertuju pada dua kandidat yang akan memperebutkan kursi kepresidenan, Joko “Jokowi” Widodo dan Prabowo Subianto.
Bagi Jokowi, pemilu 2019 nanti akan menjadi referendum untuk periode kepresidenannya. Sementara itu lawannya, Prabowo, berharap kali ini dia bisa beruntung setelah tiga kali kalah dalam pilpres.
Di pemilu 17 April 2019 ini, lebih dari 192 juta orang berhak untuk memberikan suaranya, sekitar 70 juta dari mereka adalah pemilih pertama yang berusia antara 16 dan 20 tahun.
Inilah yang perlu Anda ketahui tentang pemilu 2019 menurut The Straits Times, dilansir Rabu (3/4):

1. SIAPA YANG AKAN DIPILIH?

Ada total 711 kursi yang diperebutkan di MPR RI. (Foto: AFP)
Ada total 711 kursi yang diperebutkan di MPR RI―575 kursi di DPR dan 136 di DPD.
Ada juga 19.500 kursi DPRD di lebih dari 2.000 provinsi, kota, dan kabupaten.
Tetapi perebutan kursi yang paling menarik adalah kursi kepresidenan, di mana Jokowi berusaha untuk memenangkan periode kedua sementara Prabowo―yang sebelumnya pernah mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres―berharap untuk terpilih sebagai presiden kedelapan Indonesia.
Di TPS, setiap pemilih akan memilih:
– presiden dan wakil presiden
– anggota DPR
– anggota DPD
– anggota DPRD Provinsi
– anggota DPRD Kota/Kabupaten

2. SIAPA SAJA CALON PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDENNYA?

Ma'ruf Amin
Presiden Joko Widodo bersama pasangannya dalam Pilpres 2019 Ma’ruf Amin. (Foto: Reuters)
Kandidat yang berebut kursi kepala negara di pilpres 2019 adalah petahana Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Pilpres ini akan menjadi pertempuran kedua untuk mereka. Pada pilpres sebelumnya, Jokowi menang dengan perolehan suara 53,15 persen, sedangkan Prabowo memperoleh 46,85 persen suara.
Presiden Jokowi, 57 tahun, adalah putra seorang penjual kayu dari Jawa Tengah.
Dia lulus dari salah satu universitas terkemuka di negara itu, Universitas Gadjah Mada, pada tahun 1985 dan kemudian mendirikan bisnis pemasok lantai kayu, sebelum akhirnya mengembangkan bisnis pembuatan furnitur atau mebel.
Karier politiknya dimulai ketika ia terpilih sebagai walikota Solo, di Jawa Tengah, pada tahun 2005. Pada tahun 2012, ia terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta.
Pasangannya, Ma’ruf Amin, 76 tahun, merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUl) dan pernah menjadi pemimpin tertinggi Nahdlatul Ulama (NU).
Gaji PNS Sudah Mencukupi, Tak Ada Alasan untuk Korupsi
Pasangan calon nomor 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Debat Pilpres 2019 Pertama, 17 Januari 2019. (Foto: Istimewa)
Prabowo, 67 tahun, adalah mantan komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ayahnya adalah seorang menteri dan kepala bank sentral, dan dia pernah menikah dengan salah satu putri mantan presiden Soeharto.
Prabowo telah membangun basis di antara para pemilih yang melihatnya sebagai pemimpin yang keras dan tegas, walaupun memiliki catatan hak asasi manusia yang buruk.
Pasangannya, mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, adalah pengusaha berusia 49 tahun yang telah menjadi politisi populer di kalangan wanita, kaum muda, dan pemilih dengan pendidikan tinggi.

3. APA YANG MENJADI ISU TERPANAS?

Kekhawatiran atas stabilitas ekonomi dan biaya hidup tampaknya akan mendominasi pilpres kali ini. (Foto: AFP)
Kekhawatiran atas stabilitas ekonomi dan biaya hidup tampaknya akan mendominasi pilpres kali ini.
Prabowo telah membidik kesulitan Jokowi dalam memenuhi janji-janji ekonomi dari kampanye 2014-nya. Jika terpilih, dia menjanjikan pertumbuhan ekonomi 7 persen dan telah bersumpah untuk membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Keyakinan religius para kandidat juga menjadi bahan pembicaraan utama. Pilpres 2019 berlangsung dengan latar belakang religiusitas dan intoleransi yang meningkat.
Keputusan Jokowi untuk memilih seorang ulama senior Islam sebagai pasangannya dipandang sebagai upaya untuk memperkuat kepercayaan agamanya.
Sementara itu, Prabowo dikenal karena kedekatannya dengan Muslim konservatif dan mendapat dukungan dari partai-partai Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Saat kampanye semakin memanas, berita palsu dan hoax menyebar luas, karena negara ini memiliki tingkat penetrasi internet yang tinggi dan tingkat melek digital yang rendah.

4. BAGAIMANA PROSES DEMOKRASI BERLANGSUNG SEBELUMNYA?

Pekerja KPU mempersiapkan kertas suara untuk pemilu mendatang di Bogor pada 27 Februari 2019. (Foto: EPA-EFE)
Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India, namun, pilpres 2019 ini adalah pemilihan kepala negara secara langsung yang keempat di Indonesia.
Pemilu langsung oleh rakyat ini adalah bagian dari langkah-langkah desentralisasi yang muncul setelah jatuhnya rezim Orde Baru Soeharto pada tahun 1998. Sistem ini telah dikreditkan dengan munculnya tokoh populis yang tidak berasal dari elit politik, seperti Jokowi.
Pemilihan presiden yang pertama dilaksanakan pada tahun 2004, dan pemilihan kepala daerah atau pilkada (memilih gubernur, walikota, dan bupati) pertama kali dilaksanakan pada tahun 2008.
Pilkada pernah dibatalkan selama beberapa bulan di tahun 2014 setelah koalisi Merah Putih yang menguasai mayoritas kursi di DPR mengusulkan agar kepala daerah kembali dipilih oleh DPRD, karena pilkada langsung boros dan rentang menghasilkan pemimpin yang korup. Para pengkritik melihat ini sebagai langkah untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di kalangan elit.
Jokowi kemudian mengatakan keputusan itu adalah “kemunduran besar … dalam demokrasi”.
Namun pada Januari 2015, anggota DPR baru membatalkan keputusan ini, sebagai gantinya mereka memilih untuk mempertahankan RUU pemilu yang memastikan pemilu langsung untuk gubernur dan walikota.

5. APA LAGI YANG DIPEREBUTKAN?

Hasil pemilu untuk kursi parlemen akan menentukan partai politik mana yang dapat mencalonkan kandidat untuk maju dalam pilpres 2024. (Foto: AFP)
Hasil pemilu untuk kursi parlemen akan menentukan partai politik mana yang dapat mencalonkan kandidat untuk maju di pilpres 2024.
Di bawah undang-undang pemilu yang disahkan pada tahun 2017, sebuah partai atau koalisi partai-partai harus memiliki setidaknya 20 persen kursi di Parlemen, atau mendapat minimal 25 persen dari suara rakyat, sebelum mereka dapat mencalonkan seorang kandidat presiden.
Saat ini, hanya PDI-P yang mendekati batas minimal itu dengan 109 dari 560 kursi, atau hampir 20 persen dari kursi DPR. Di belakangnya ada partai bersejarah, Golkar―partai terbesar kedua sekarang―dengan 16 persen kursi DPR, dan partai Gerindra milik Prabowo, dengan 13 persen kursi DPR.
Maka dari itu, koalisi multi-partai penting.
Jokowi diusung oleh koalisi sembilan partai, termasuk PDI-P dan Golkar.
Prabowo diusung oleh koalisi lima partai, termasuk partainya, Gerindra, dan Partai Demokrat yang didirikan oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebanyak 16 partai akan berpartisipasi dalam pemilu legislatif di tingkat nasional.

6. TANGGAL-TANGGAL PENTING

23 September 2018
Dimulainya kampanye pemilu resmi.
17 Januari 2019
Debat pilpres pertama: Jokowi dan Ma’ruf Amin vs Prabowo dan Sandi, tentang hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
17 Februari 2019
Debat pilpres kedua: Jokowi vs Prabowo, tentang energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup.
17 Maret 2019
Debat pilpres ketiga: Ma’ruf Amin vs Sandi, tentang pendidikan kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
30 Maret 2019
Debat pilpres keempat: Jokowi vs Prabowo tentang ideologi, pemerintahan, hubungan internasional, dan pertahanan dan keamanan.
13 April 2019
Debat pilpres kelima: Jokowi dan Ma’ruf Amin vs Prabowo dan Sandi tentang ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.
14-16 April 2019
Masa tenang kampanye.
17 April 2019
Hari pemilu.
25 April hingga 22 Mei 2019
Perilisan hasil pemilu.
1 Okt 2019
Pelantikan anggota parlemen.
20 Okt 2019
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.
Keterangan foto utama: Seorang karyawan KPU menyortir surat suara untuk pemilu mendatang di gudang surat suara di Bogor pada 27 Februari 2019. (Foto: EPA-EFE)

No comments:

Post a Comment

SPONSOR