Wednesday 26 June 2019

Men in Black: International (2019)

men in black

Bikin spin-off film ternama memang enggak mudah. Apalagi, jika penggemar lamanya membandingkan dengan trilogi terkenalnya. Nasib yang kurang baik bagi film Men in Black: International, di hari pertamanya. Meski, menorehkan 28,5 juta dolar (402 miliar) secara domestik, film besutan F. Gary Gray ini didera kritik keras.
Menceritakan agen senior MIB, Agen H (Chris Hemsworth) yang dipasangkan dengan agen amatir, Agen M (Tessa Thompson) yang baru saja menerima tugas pertamanya. Mereka bersatu melawan serangan alien yang mengincar senjata terkuat di jagat raya.
Sayangnya, Agen H yang diharapkan bisa melawan alien tersebut justru malah sering berbuat onar dan merugikan Men in Black. Sebenarnya, siapa alien jahat yang ngincar senjata terkuat untuk menguasai Bumi?

Spin-off yang Malang

Berbeda dengan film Hollywood lainnya, Men in Black: International tayang terlebih dahulu dibandingkan Indonesia. Makanya enggak heran kalau filmnya udah dicap buruk duluan sebelum tayang di Indonesia. Lantas, apakah seburuk itu?
Harus diakui, alur cerita film ini tampak terburu-buru. Konflik utama enggak diceritain sejak awal dan kerap melompat. Soal komedi pun hanya permukaan, enggak sampai bikin ngakak, padahal para karakter udah berusaha bikin momen lucu.
Sang sutradara, Gray, seakan kurang memiliki keterampilan seperti Barry Sonnenfeld untuk kombinasikan live action dan efek visual. Alhasil, para karakter tampak canggung ketika harus bereaksi dengan alien yang dihasilkan komputer.
Bisa jadi, semua kekurangan film Men in Black: International juga ada hubungannya denganfakta di balik layar. Ternyata, Gray sempat mengundurkan diri dari film ini dalam beberapa kesempatan. Sumber frustasi Gray karena sering terjadi bentrokan kreatif dengan sang produser, Walter F. Parkes.
Akhirnya, perbedaan tersebut menghasilkan penulisan ulang naskah, ketidakpuasan aktor, dan membuat pilihan adegan alternatif. Cerita yang kalian tonton adalah pilihan Parkes, sedangkan milik Gray disimpan. Ya, hanya waktu yang menentukan apakah kasus ini akan menjadi versi “Snyder's Cut” yang lain.

Terima Kasih, Bintang Ternama!

Hebatnya, para bintang yang mengisi film ini memberi air segar dari kritikan pedas, meski enggak sepenuhnya menyelamatkan, mengingat akting yang terlihat kaku.
Pesona Chris Hemsworth sebagai Agen H menjadi penyegar mata. Apalagi, karakternya dibuat lebih cerewet dan konyol dibandingkan di film superheronya.
Berkolaborasi dengan Tessa Thompson sebagai Agen M, keduanya memang lebih baik dari kolaborasi sebelumnya, meski masih canggung. Keduanya bisa membuka kesempatan di masa depan soal “Men dan Women in Black”.
Hadirnya Liam Neeson sebagai Agen T dan Rafe Spall sebagai Agen C memang jadi kejutan, tapi tetap aja bisa ditebak. Secara garis besar, bintang-bintang di film Men in Black: International menjadi daya tarik, meski enggak menunjukkan akting terbaik dibandingkan film-film mereka sebelumnya.

Scoring dan Visual jadi Salah Satu Penyelamat

Sebenarnya, enggak semuanya buruk. Untungnya masih ada unsur yang jadi kelebihan, seperti senjata-senjata, teknologi, dan shoot adegan yang lebih modern dibandingkan dengan pendahulunya.
Ditambah, elemen tersebut bikin film terlihat segar karena unsur petualangan, komedi, dan fantasi. Makanya, meskipun sebenarnya narasinya dark, visual yang ditampilkan tetap light.
Sayangnya, beberapa visual tampak kaku. Adegan yang terjadi di jalanan Paris dan London yang kosong dan misterius terasa palsu, sementara yang lain penuh sesak dengan orang-orang merasa canggung, karena para figuran bingung bagaimana harus bersikap.
Cukup mudah untuk menebak apa yang sedang terjadi, tapi perlu waktu lama untuk kejutan-kejutan itu terungkap. Ya, meski enggak seseru film-film MIB sebelumnya, film ini tetap layak untuk ditonton.
Film Men in Black: International udah tayang sejak 21 Juni 2019.

5 Kengerian Dampak Radiasi Nuklir di Serial Chernobyl

serial chernobyl

Serial Chernobyl digadang-gadang sebagai salah satu serial televisi terbaik yang ditayangkan HBO. Meskipun hanya memiliki lima episode, rating yang didapat Chernobyl lebih tinggi dari serial Gameof Thrones yang juga telah tamat.
Serial Chernobyl diangkat dari kisah nyata bencana nuklir yang terjadi di Ukraina pada 1986. Ledakan besar di fasilitas nuklir Chernobyl mencapai 400 kali lebih banyak daripada bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Ledakan tersebut mengeluarkan bahan yodium radioaktif dan cesum. Bahan tersebut menyebabkan berbagai dampak buruk tidak hanya bagi manusia tapi juga lingkungan. Nah, seberapa buruk, sih, radiasi nuklir yang ditampilkan dalam serial Chernobyl? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Menghancurkan Sel-sel Tubuh

Radiasi nuklir akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak. Daerah tubuh yang paling rentan terhadap radiasi nuklir dosis tinggi adalah sel-sel pada lapisan perut, usus, pembuluh darah, dan sumsum tulang.
Di episode pertama Chernobyl, para petugas yang bekerja di fasilitas nuklir digambarkan mengalami batuk-batuk darah dan tidak lama kemudian meninggal pascaledakan. Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang mengakibatkan tubuh tak mampu melawan infeksi atau penyakit.
Fase itulah, radiasi nuklir mulai aktif merenggut nyawa seseorang. Bahaya nuklir bisa terjadi ketika seseorang terkena reaksi dari nuklir dalam waktu tertentu. Besarnya bahaya bisa terjadi sesuai dengan dosis yang mengenai tubuh.

2. Menimbulkan Sel Kanker

Boris Shcherbina, salah seorang kamerad Rusia yang ditugaskan mengawasi langsung keadaanChernobyl akhirnya harus menerima nasib bahwa dia terkena kanker. Hal tersebut dimulai ketika Boris berada pada jarak dekat dengan radiasi nuklir. Dia diperkirakan hanya memiliki sisa hidup sekitar 5 tahun.
Memang, dampak lain dari orang yang terpapar radiasi nuklir adalah terkena kanker tiroid. Efek jangka panjang radiasi nuklir juga dapat membuat seseorang mengidap kanker darah, kanker paru-paru, hingga kanker payudara.
Kanker ini disebabkan oleh kerusakan sistem darah, di mana sel limfosit menjadi sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi tersebut akan menyebar dan menyebabkan tubuh menjadi lebih lemah dan kehilangan sistem imun.

3. Gangguan Reproduksi

Radiasi nuklir dapat menyebabkan kerusakan pada bagian reproduksi. Hal ini terjadi ketika semua sel pada bagian saluran reproduksi bisa membelah dengan cepat, akibatnya bisa mematikan proses reproduksi manusia.
Tidak hanya itu, dalam serial Chernobyl diceritakan tentang Lyudmilla, seorang istri pemadam kebakaran yang sedang mengandung harus mengalami keguguran. Hal tersebut disebabkan oleh Lyudmilla bersentuhan dengan suaminya yang telah terkena radiasi nuklir.
Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi perkembangan tumbuh kembang anak. Pada bagian akhir serial Chernobyl dijelaskan pula bahwa kebanyakan anak-anak yang tinggal di sekitar Chernobyl meninggal karena radiasi nuklir.

4. Kerusakan Jaringan Kulit

Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Kalian akan mengalami gejala kulit akan menjadi merah dan terbakar seperti terkena api.
Bagian kulit luar akan terus mengelupas bahkan jika terkena air. Salah satu adegan yang menggambarkan dampak ini adalah ketika salah seorang pemadam kebakaran memegang sebuah logam yang telah terkontaminasi radiasi nuklir. Tangannya langsung melepuh meskipun pada saat memegang logam tersebut dia mengenakan sarung tangan.
Selain itu, lecet dan luka, bahkan kanker kulit. Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut, atau bahkan kebotakan permanen. Hal ini seperti yang terjadi pada kamerad Dyatlov pemimpin ruang kontrol reaktor nuklir Chernobyl.

5. Mutasi Genetik

Tidak hanya terjadi pada manusia, radiasi nuklir juga menyebabkan dampak buruk pada lingkungan seperti kerusakan mutasi genetik di Chernobyl dan sekitarnya. Pada 1990, diperkirakan sekitar 400 hewan lahir cacat.
Beberapa dari mereka lahir dengan anggota badan aneh, warna yang berbeda, dan ukuran tubuh yang tidak normal. Hal tersebut merupakan dampak langsung dari radiasi nuklir yang memengaruhi udara, air, dan makanan.
Pada episode 4 serial Chernobyl, digambarkan bagaimana banyak hewan yang harus dibunuh karena telah terkontaminasi radiasi nuklir. Bahkan, permukaan tanah di wilayah Chernobyl harus disterilkan dengan cara dikeruk atau disemprot dengan cairan khusus.
***
Rupanya, radiasi nuklir benar-benar berbahaya bagi ekosistem. Mulai dari timbulmya berbagai penyakit baik secara langsung maupun jangka panjang, menyebabkan kematian, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan.
Meski Chernobyl merupakan serial mini, tetapi adegannya banyak menggambarkan kenyataan tentang bahaya dari radiasi nuklir. 

Jessica Mila “Ngamuk” di Poster Perdana Film Bridezilla

film bridezilla

Setelah teaser film Bridezilla mengguncang media sosial karena kehadiran Lucinta Luna, kali ini Visinema Pictures kembali rilis promosi lewat poster perdananya. Lewat promo ini, kita bisa lihat secara garis besar bagaimana mood film garapan Andybachtiar Yusuf ini.
Dalam poster tersebut menampilkan sosok Dara (Jessica Mila) yang mengalami sindrom Bridezilla. Terlihat, dia menggunakan gaun pengantin dengan ilustrasi kaki godzilla yang mengamuk di pesta pernikahan.
Ada tujuh pemain yang terlihat di poster film Bridezilla. Tiga pemain paling depan ada Aang (Rafael Tan), Alvin (Rio Dewanto), dan Key (Sheila Dara).
Mereka mencoba untuk menghindar dari amukan Dara yang menggenggam Lucinta Luna di tangannya. Di belakangnya, ada Tante Ana (Widyawati) yang tetap tenang dengan gayanya yang elegan dan penuh kharismatik.
Kalau dilihat dari poster film garapan sutradara Love for Sale (2018) ini, kalian bisa tebak bahwa film Bridezilla akan bergenre komedi romantis. Ya, genre yang jarang di Indonesia, mengingat pasti ada campuran elemen aksinya.
Film ini menggambarkan ketika seseorang yang mengalami kecemasan pranikah. Bridezilla berasal dari dua kata: bride dan Godzilla, memiliki arti bahwa seseorang dengan sindrom ini mirip dengan Godzilla yang mudah marah, kesal, atau sedih menjelang pernikahan, hingga bikin orang-orang di sekelilingnya menjauh.

Sementara, film Bridezilla yang skenarionya ditulis oleh Lucky Kuswandi dan Fai Tirtha ini lebih menceritakan tentang ambisi dan obsesi Dara untuk dapatkan pernikahan terbaik. Demi pernikahan sempurna, hal itu bikin Dara mengalami sindrom Bridezilla.
Dengan dirilisnya poster film Bridezilla, ditetapkan pula pada 1 Agustus 2019 akan menjadi tanggal tayang serentak di bioskop.

Game Horor Detention Siap Diangkat ke Layar Lebar

detention

Apakah kalian sempat memainkan game Horor besutan Red Candle, Detention? Game yang dikembangkan oleh studio asal Taiwan ini sempat meramaikan jagat video game berkat pengembangan nuansa thriller psikologis yang sangat kental. Kini, sutradara asal Taiwan, John Hsu berniat mengangkat game tersebut ke layar lebar.
John Hsu yang juga mengaku sebagai gamer ingin membawa cerita di dalam game untuk bisa dinikmati lebih luas dengan medium film. Baginya pekerjaan ini cukup menantang karena dia harus mengubah jalan cerita di dalam game ke dalam pembawaan baru.
Sebelumnya, game horor dari Red Candle terkenal berani membawa jalan cerita yang cukup realistis. Game teranyar mereka, Devotion bahkan sempat diwarnai pencekalan lantaran dianggap menghina pemerintah Tiongkok. Tema yang sering mereka ambil berkutat soal citra manusia dengan segala kemungkinannya.

Jelang perilisan filmnya, Detention bakal dibantu oleh Warner Bros Pictures. Besar harapan kalau film ini juga bakal dipublikasikan untuk masa yang lebih luas. Semoga saja para penonton di Indonesia bisa ikut menikmati sajian ini. Buat kalian yang penasaran, berikut adalah cuplikan pertama dari adaptasi film Detention.
Selain adaptasi film lokal untuk Dreadout, terbukti kalau game horor memang punya kesempatan untuk bisa dikembangkan ke layar lebar.

Ada Adegan Krusial Iron Man yang Dipotong di Avengers: Endgame

avengers endgame

dua bulan sudah berlalu sejak Avengers: Endgame rilis. Menjadi kulminasi dari 21 film sebelumnya, film keluaran Marvel Studios ini menyajikan pertempuran klimaks antara pahlawan Avengers melawan Thanos dari masa lalu.
Seperti yang kalian saksikan di bagian akhir Endgame, Tony Stark (Robert Downey Jr.) menggunakan Infinity Gauntlet demi mengalahkan Thanos (Josh Brolin) dan pasukannya dah dibayar dengan nyawa. Kematian sang manusia besi menjadi salah satu momen palingpowerful dalam rangkaian MCU. Konklusi ini menjadi penutup manis dari perjalanan sinematik Iron Man yang dimulai sejak 2008 lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan Podcast HappySadConfused, Russo bersaudara mengungkapkan bahwa ada adegan yang dipotong yang harusnya hadir setelah Iron Man melakukan Decimation. Momen ini melibatkan Katherine Langford yang memerankan Morgan versi dewasa.
“Tujuan awalnya adalah Morgan (Katherine Langford) dari masa depan akan muncul. Karena film ini melibatkan unsur magis, Morgan menemui Tony dan memberikan maaf dan merelakan sang ayah pergi dengan damai. Ide ini sangat menarik, sayangnya kami tetap harus memprioritaskan hal lain demi rangkaian besar film ini (Endgame)," ucap Russo bersaudara.

Momen tersebut rencananya akan digambarkan mirip dengan adegan Thanos bertemu Gamora muda (Ariana Greenblatt) di dunia roh pada bagian akhir film Infinity War (2018)
Pada akhirnya, sang sutradara lebih memilih untuk menggambarkan momen terakhir Tony Stark mengucapkan selamat tinggal kepada Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) dan Morgan lewat sebuah video hologram yang mengharukan.

Perjalanan Sinetron Indonesia, dari Masa Kejayaan hingga Tergerus Kejar Tayang

sinetron

Kalau ngomongin sinetron Indonesia, apa yang terlintas di benak kalian? Adakah sinetron yang setiap episodenya kalian setia ikuti sampai-sampai jadi topik perbincangan dengan teman-teman? Mungkin mayoritas anak muda Indonesia merasa sinetron adalah tontonan lebay, norak, dan ngaco.
Enggak bisa dimungkiri, kebanyakan tontonan layar kaca masa kini dibuat dengan menampilkan hal-hal seperti itu karena cenderung mengincar rating semata. Meski demikian, ada beberapa stasiun TV yang mulai berbenah diri dan menyajikan sinetron berkualitas dan menarik.
Nyatanya, sinetron Indonesia sempat mengalami masa kejayaannya. Pada jangka dekade 19801990-an, layar kaca kita diwarnai dengan beragam sinetron berkualitas yang menyasar penonton dari berbagai kalangan. Simak rangkuman perjalanan sinetron Indonesia di bawah ini, ya!

Awal Mula Sinema Elektronik Indonesia

Kata sinetron memang sudah menjadi lema yang terdaftar di KBBI. Namun, kata ini terbentuk dari penyingkatan sinema elektronik. Sesuai dengan terminologinya, sinetron mengacu kepada film yang dibuat khusus untuk ditayangkan melalui media elektronik, misalnya televisi. Karena jauh lebih mudah dijangkau ketimbang layar lebar, penayangan di layar kaca pun dibuat berseri dengan jadwal tertentu.
Tentu saja stasiun TV memiliki peran yang besar dalam produksi sebuah sinetron. Sepanjang perkembangan dunia hiburan Indonesia, sinetron sudah melewati berbagai masa dan menjadi tren tersendiri berkat kehadiran stasiun TV.
Sinetron yang disiarkan pertama kali adalah Losmen pada 1980. Tayang di TVRI, Losmenberkisah tentang kehidupan keluarga Pak Broto yang memiliki penginapan. Cerita setiap episode bergulir pada interaksi Pak Broto sekeluarga dengan para penyewa kamar. Dengan waktu siar cuma sekali dalam sebulan, penonton saat itu harus bersabar menunggu dalam waktu yang lama.
Pada 1985, muncul sinetron Aku Cinta Indonesia (ACI) yang tenar di kalangan anak remaja. ACIberkisah tentang tiga remaja bernama Amir, Cici, dan Ito yang memiliki kelebihan masing-masing di SMP Kota Kita. Cerita berputar pada masalah remaja dan persaingan mereka dengan Wati, antagonis dalam sinetron ini.
Beranjak ke era 1987, ada sinetron yang cukup tenar berjudul Keluarga Rahmat. Tokoh-tokoh di sinetron ini benar-benar relatable dengan keluarga pegawai negeri kelas menengah. Pak Sadikin, tokoh utama, merupakan pensiunan pegawai negeri. Enggak melarat, tapi juga enggak tajir melintir. Konfliknya pun terasa lekat dengan kalangan menengah Indonesia kala itu.
Dalam sinetron ini, ada tokoh legendaris bernama Bu Subangun yang omongannya ngalahin sambal cobek dan enggak hormat kepada suaminya. Antagonis ini, meskipun menyebalkan, tetap saja enggak bikin kita merasa kayak di dunia fantasi, tetap dekat dengan keseharian.
Tiga judul di atas ditayangkan di TVRI, stasiun TV milik negara. Jadi, enggak ada sasaran mengejar untung lewat iklan layaknya stasiun TV swasta. Saat itu, TVRI adalah satu-satunya stasiun TV yang menghibur rakyat Indonesia. Minimnya persaingan membuat paŕa pembuat program berkarya untuk menghibur masyarakat dengan idealisme mereka.
Judulnya saja sudah terdengar sederhana. Jadi, kalian enggak akan melihat adegan Hello Kitty direbus, istri dipukul sampai lebam, atau kuburan suami meledak.

Dekade 1990-an, Kejayaan Sinetron yang Penuh Ragam

Stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) berdiri pada 24 Agustus 1989 dan mulai dinikmati masyarakat luas pada 1991. RCTI mengawali era baru sinetron dengan tema yang lebih modern, dekat dengan kehidupan ibukota, dan penayangan yang lebih sering, sekitar seminggu sekali.
Meski memiliki garis besar yang serupa, sinetron di masa tersebut mulai menunjukkan keragaman genre. Segala usia menjadi sasaran, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Sinetron-sinetron Kekeluargaan

Salah satu sinetron bertema keluarga yang jadi dedengkot sinetron modern Indonesia di RCTI adalah Hati Seluas Samudra (1993). Berbeda dengan ACI atau Losmen, ceritanya lebih kompleks, mendayu-dayu, menjual mimpi, dan metropolitan-sentris. Sinetron ini berkisah tentang dua anak orang kaya yang harus menjalani kehidupann miskin karena sang ayah meninggal dan harta warisan mereka dikuasai sang paman.
Dibintangi oleh Anjasmara, Jeremy Thomas, Elma Theana, dan Paramitha Rusady, sinetron dengan 40 episode ini begitu tenar. Siapa, sih, yang enggak pengen dapet durian runtuh: berjodoh sama lelaki tampan yang (ternyata) tajir?
Memasuki 1994, ada sinetron unik yang mengusung budaya asli Indonesia dengan tetap mengusung suasana metropolitan. Judulnya adalah Si Doel Anak Sekolahan. Saking larisnya, sinetron ini sampai punya tujuh musim tayang. Bahkan, sinetron ini diangkat ke layar lebar pada 2018.
Kekuatan Si Doel Anak Sekolahan terletak bukan pada kumis memesona Rano Karno atau kecantikan abadi Maudy Koesnaedi dan Cornelia Agatha. Berbeda sama sinetron kekinian yang bikin kita kesal, penokohan di sinetron ini lebih realistis. Semua tokoh enggak ditampilkan sempurna, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya Doel yang enggak bisa tegas, Sarah yang sumbu pendek, dan Zaenab yang selalu takut menentukan nasibnya sendiri.
Ngomongin tema keluarga, tentu kita enggak bisa lupa dengan Keluarga Cemara. Sinetron ini mengisahkan keluarga yang awalnya kaya raya. Karena usaha Abah bangkrut, mereka terpaksa hidup miskin. Senasib dengan Si Doel Anak Sekolahan, sinetron ini juga banyak penggemarnya sampai-sampai diadaptasi ke layar lebar pada akhir 2018.
Sinetron lain bertema cinta keluarga yang populer adalah Satu Kakak Tujuh Ponakan (1996) yang berkisah tentang cerita di sebuah keluarga besar. Dibintangi Sandy Nayoan, Novia Kolopaking, Epy Kusnandar, dan Ceria Hade, sinetron ini punya soundtrackyang asyik serta cerita yang manis dan sederhana.

Sinetron Penuh Drama Cinta

Di dekade 1990-an, beragam sineton bertemakan drama cinta menghiasi layar kaca. Selain Hati Seluas Samudra, ada juga beberapa sinetron cinta yang laris manis. Misalnya Cinta (1999) yang diadaptasi dari novel berjudul Seandainya Aku Boleh Memilih karya Mira W., Badai Pasti Berlalu (1997) dari novel Marga T., Karmila (1998), Janjiku (1997), hingga Noktah Merah Perkawinan (1996).
Nuansa sinetron-sinetron ini beda banget dibanding Si Doel Anak Sekolahan atau Satu Kakak Tujuh Ponakan. Tokoh utama perempuan dan pria digambarkan begitu sempurna: mapan, cantik/ganteng, dan baik hati. Beberapa adegan memang didramatisasi, tapi perjalanan plotnya enggak bikin kita naik pitam. Atalarik Syah, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari, Dian Nitami, dan Ayu Azhari adalah bintang-bintang besar yang lekat dengan sinetron romansa di era tersebut.

Kisah Anak Muda yang Segar

Saking beragamnya sinetron pada masa itu, segala kalangan jadi sasaran. Enggak terkecuali remaja. Contoh sinetron remaja yang populer tentu saja Lupus (19951997) yang kemudian dilanjutkan dengan Lupus Millenia (19992001).
Baik di versi film maupun versi sinetron, kisah yang diangkat dari novel Hilman Hariwijaya ini digandrungi banyak orang. Kisahnya realistis, enggak berlebihan, dan menggambarkan kondisi remaja di era tersebut pada umumnya.
Selain Lupus, ada juga sinetron remaja lain yang terkenal dan dianggap keren, yakni Olga dan Sepatu Roda (1996) serta Pondok Pak Djon (1993). Layaknya Lupus, Olga merupakan tokoh besutan Hilman yang pernah diadaptadi pada 1992. Kisah penggemar sepatu roda dari keluarga kalangan menengah ini bener-bener funky dan sporty.
Sementara itu, Pondok Pak Djon merupakan kisah tentang rumah kos Pak Djon yang disewa oleh anak-anak muda. Pembahasannya, ya, seputar cita dan cinta anak muda.
Tren sinetron remaja berlanjut hingga dekade 2000-an. Semakin banyak sinetron dengan kisah anak muda dengan penceritaan yang lebih modern. Misalnya saja Inikah RasanyaBawang Merah Bawang Putih, dan FTV Cookies yang diproduksi FrameRitz.

Kehadiran Sinetron Fantasi yang Menyenangkan

Di dekade 1990-an sampai dengan awal 2000-an, ada banyak sinetron fantasi yang berkisah tentang hal-hal ajaib. Misalnya saja Jin dan Jun (1996), Tuyul dan Mbak Yul (1997), Jinny Oh Jinny (1997), Panji Manusia Millenium (1999), dan Luv (2000).
Di sinetron-sinetron fantasi ini, penonton disajikan dua hal: cerita di luar nalar dan efek superstandar. Maklum, bujetnya enggak sebesar film-film Hollywood dan teknologi yang digunakan tentu belum secanggih sekarang.
Meskipun efeknya kaku banget, sinetron-sinetron ini enggak bakal dilupakan oleh para penontonnya hingga sekarang. Alasannya: cerita sederhana, tokoh-tokoh kocak, dan keajaiban yang bikin kita jadi lupa dengan masalah di dunia nyata.
FYI, beberapa tahun belakangan ini, ada usaha dari berbagai rumah produksi untuk membuat ulang sinetron-sinetron ajaib itu dan semuanya ditayangkan di ANTV. Misalnya Jinny Oh Jinny Datang Lagi(2016) dan Tuyul dan Mba Yul Reborn (2016).
Rating sinetron Tuyul dan Mba Yul Reborn bahkan pernah mengalahkan Anak Jalanan. Sayang sih, episodenya cuma sampai 118 dan produksinya enggak berlanjut. Kondisi yang hampir serupa juga dialami sama Jinny Oh Jinny Datang Lagi yang bertahan hanya satu musim tayang.
Selain sinetron-sinetron ajaib yang kocak, ada satu sinetron fantasi dengan kisah yang lebih serius. Apa lagi kalau bukan Gerhana? Sinetron ini berkisah tentang seorang remaja bernama Gerhana berkemampuan psikis yang kerap dia gunakan untuk melawan musuh-musuhnya.
Tayang selama 19992000, Gerhana cukup fenomenal dengan akting Pierre Roland yang cooldan Dina Lorenza sebagai Bulan yang terlalu sempurna sebagai manusia. Kalau menengok kembali kisah Gerhana, kita akan yakin bahwa sebenarnya rumah produksi kita punya kapasitas besar untuk membuat serial fantasi atau supernatural yang berkualitas.

Akhir Dekade 1990-an, Awal Sinetron Penuh Air Mata

Pernah denger nama Tersanjung? Sinetron yang diproduksi mulai 1998 ini punya tujuh musim tayang. Beda dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang sama-sama panjang, Tersanjungmengambil tema romansa orang dewasa yang lebih melankolis.
Dengan masa tayang yang panjang, Tersanjung dianggap menyebalkan. Selain banyak banget karakternya, ceritanya terkesan dipanjang-panjangkan. Ditambah lagi, tokoh Indah selaku protagonis dianggap kelewat pasif serta terima saja dijahati semua orang.
Tersanjung bukanlah satu-satunya sinetron yang penuh air mata saat itu. Di penghujung dekade 1990 hingga memasuki 2000, mulai banyak sinetron yang berpusat pada protagonis yang terlalu lugu, enggak bisa berbuat apa pun selain menangis. Misalnya saja Bidadari (2000),Kehormatan (2000), atau Doaku Harapanku (1998) yang tayang cuma saat Ramadan.

Gempuran Sistem Kejar Tayang di Era Sekarang

Patut diakui, sinetron Indonesia saat ini bikin kita berpikir negatif. Apalagi, episodenya semakin panjang dan enggak jelas kapan selesainya. Belum lagi banyak adegan enggak masuk akal di dalamnya, tanpa diiringi plot cerita yang kuat dan proporsional.
Jika dibandingkan dengan dua dekade silam, tentu kualitas sinetron saat ini bisa dikatakan terpuruk. Hal ini disebabkan oleh sistem kejar tayang alias stripping yang merajalela dilakukan oleh para tim produksi sinetron.
Masyarakat boleh menuduh Tersanjung sebagai pelopor sinetron drama yang enggak realistis dan penuh kejahatan ekstrem. Namun, sebenarnya sistem kejar tayang alias stripping dalam sinetron dipelopori oleh Liontin (2005).
Liontin merupakan sinetron pertama yang tayang secara reguler setiap SeninJumat. Lantaran sistem ini rupanya meraup banyak penonton, RCTI kembali membuat sinetron kejar tayang lain berjudul Cincin yang juga tayang SeninJumat. Inilah awal mula waktu tayang sinetron jadi sampai setiap hari seperti sekarang.
Kalau dipikir-pikir, apabila Tersanjung disiarkan dengan setiap hari (bukan berjadwal di hari tertentu), mungkin usianya enggak sampai menahun di Indosiar. Jadi, bisa dibilang, sinetron sekarang ini jauh lebih panjang dibanding Tersanjung.
Pasalnya, sinetron benar-benar jadi ladang iklan. Bahkan, riset Nielsen pada 2017 menunjukkan bahwa iklan enggak cuma muncul di sela-sela sinetron, tetapi juga di dalam sinetron dan jumlahnya makin banyak. Iklan-iklan itu berbentuk running text atau penempatan produk dalam sebuah adegan.
Pengaruh sistem kejar tayang berpengaruh besar pada kualitas sinetron. Karena diproduksi dalam waktu sesingkat-singkatnya, wajar bila hasil tayangannya kehilangan mutu. Banyak aspek diabaikan, mulai dari plot cerita, perkembangan karakter, orisinalitas, hingga detail visual.
Sistem ini diberlakukan di segala genre, termasuk sinetron religi yang seharusnya bernuansa optimistis. Alih-alih menjadi penyejuk, sinetron religi yang bertebaran malah menampilkan cerita yang berlebihan dan menjadikan nilai-nilai agama hanya sebagai tempelan.
Contohnya adalah Hidayah (2005), Hareem (2009) yang akhirnya berganti nama jadi Inayah, dan Kuasa Ilahi (2005). Sinetron semisal Hidayah dan Kuasa Ilahi mirip dengan Azab yang tenar banget saat ini karena memiliki judul episode yang panjang dan eksplisit, penceritaan berlebihan, serta penokohan yang hitam-putih.
Memang sih, ada beberapa sinetron religi yang berkualitas dan impresif. Misalnya saja Para Pencari Tuhan atau Demi Masa. Sayangnya, sinetron-sinetron ini tayang waktu Ramadan saja.

Beralih ke Platform VoD, Sebuah Solusi?

Saat ini, teknik stripping masih menggempur dunia sinetron. Kebanyakan sinetron seperti ini diproduksi oleh SinemArt, rumah produksi yang sering dijuluki sebagai "Raja Sinetron".
Didirikan pada 2003, SinemArt yang dulu lekat banget dengan RCTI kini pindah ke SCTV. Jadi, wajar saja kalau sinetron “absurd” berdurasi panjang yang sering mendapatkan aduan ke KPI adalah sinetron-sinetron di stasiun televisi ini.
Ngomongin soal kualitas sinetron Indonesia, peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentu enggak bisa diabaikan. Mengingat semakin banyak sinetron dengan jalan cerita ngawur, banyak orangmungkin termasuk kalianbertanya: apakah kontrol KPI semakin longgar?
Nyatanya, peraturan KPI semakin lama semakin ketat. Mereka sudah mengeluarkan larangan nuansa mistik untuk tayangan anak di bawah umur, larangan eksploitasi ketakutan, dan larangan menampilkan adegan pornografi serta kekerasan.
Aturan KPI tertuang jelas dalam P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran). Aturan ini terus diperbarui secara berkala. Namun, banyak pihak yang menilai bahwa aturan ini cuma bersifat teknis semata. Bahkan, penerapannya kerap dianggap terlalu berlebihan dalam mengatur tentang sensor.
Setidaknya, beberapa sinetron berkualitas tetap hadir meski tidak mendominasi. ContohnyaKesempurnaan Cinta (2016), OK-Jek (2015), sampai Preman Pensiun (2015), Tukang Ojek Pengkolan (2015), dan Dunia Terbalik (2017).
Jika meninggalkan televisi dan beralih ke platform penyedia video seperti HOOQ dan Iflix, kita bisa menemukan deretan serial Indonesia yang enggak kalah dibanding serial-serial Hollywood. Sebut saja BrataHalustik, dan Halusinada. Tentu saja, serial-serial ini enggak bisa dinikmati secara pasif alias butuh usaha untuk mengaksesnya.
Jadi, apakah sinetron kita bakal meningkat dari segi kualitas? Tentunya, kita enggak bisa berharap keadaannya bakal menyamai dekade 1980 atau 1990-an. Zaman sudah berubah dan persaingan semakin keras. Stasiun-stasiun televisi harus melakukan segala cara untuk bersaing, termasuk bikin program enggak logis demi mendulang banyak iklan.
Saat ini, kita hanya bisa berdoa semoga para petinggi dan pekerja stasiun televisi lebih berniat menyiarkan wawasan ketimbang memanfaatkan keterbatasan akses masyarakat demi pundi-pundi semata. Sebelum itu terjadi, kita hanya bisa memanfaatkan internet demi mencari tontonan berseri yang bisa memuaskan dahaga intelektual kita.

SPONSOR