Sunday 11 November 2018

Kisah di Balik Foto-Foto Langka dari Sejarah ANZAC di Perang Dunia I

Perang Dunia I

Tahun 1915, seorang fotografer perang hanya dapat mengambil maksimal 12 foto selama waktu berperang, jadi setiap foto adalah benda langka. Pasukan Australia dan Selandia Baru yang terlibat dalam Perang Dunia I diabadikan dalam beberapa foto langka. Yang dijelaskan dalam esai foto berikut ini.
Oleh: Victoria Nielsen (News.com.au)
Sangat mudah untuk melupakan pada tahun 2018 bahwa semua kenyamanan modern yang biasa kita gunakan saat ini nyatanya pernah tidak ada pada era sebelumnya. Kamera saat ini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Bayangkan apa yang harus dilakukan para fotografer perang lebih dari 100 tahun yang lalu, pada Perang Dunia I. Fotografi sudah ditemukan, tetapi dengan peralatan dan proses primitif sehingga menjadi cukup sulit untuk menangkap momen apapun.
News.com.au berbicara dengan Matthew Butson, wakil presiden Arsip Hulton Getty Images, yang menyimpan beberapa gambar tertua yang pernah diambil, termasuk berkenaan dengan sejarah ANZAC (Australian and New Zealand Army Corps) di bawah ini.
“Fotografer di sekitar periode tersebut bekerja dengan lempengan kaca besar, satu foto per lempengan, jadi sebagian besar fotografer tidak membawa lebih dari selusin lempengan bersama mereka di lapangan,” katanya. “Dibandingkan dengan era digital saat ini, di mana ribuan pengambilan gambar dapat dilakukan setiap jam, hal tersebut sangat luar biasa dan akan menjelaskan mengapa setiap pengambilan dilakukan dengan hati-hati dan mahir secara teknis,” tambahnya.
Melanie Hough, Kurator Arsip Hulton Getty Images, menjelaskan beberapa kisah di balik foto-foto ANZAC pada Perang Dunia I yang langka berikut ini, yang dibagikan dengan news.com.au.

ANZAC DI GALLIPOLI

Sekelompok tentara Sekutu Korps Tentara Australia dan Selandia Baru (ANZAC/Australian and New Zealand Army Corps) di Semenanjung Gallipoli selama Kampanye Gallipoli Perang Dunia I tahun 1915. (Foto: Hulton Archive/Getty Images)
“Meskipun kami tidak tahu nama-nama lelaki yang dipotret di sini, foto itu bertahan dan terus menceritakan kisah mereka, kesaksian atas keteguhan mereka.
Sementara Australia akan bergabung dengan dunia untuk menghormati seratus tahun Gencatan Senjata Perang Dunia I pada hari Minggu, 11 November 2018, Australia bersama dengan Selandia Baru memiliki hari peringatan tradisional pada 25 April 2018. Hari ANZAC menandai tanggal ketika pasukan ANZAC pertama kali mendarat di Gallipolli selama salah satu kampanye Perang Dunia I yang paling naas.
Dalam satu-satunya kemenangan Ottoman atas konflik tersebut, lebih dari 56 ribu tentara Sekutu tewas, termasuk 8.709 pasukan dari Australia dan 2.721 pasukan dari Selandia Baru. Sementara itu menandai kemenangan militer terakhir dari Kerajaan yang memudar, stoisisme dan keberanian pasukan ANZAC telah menciptakan rasa karakter nasional yang telah membentuk Australia modern.”

PRASMANAN ANZAC DI LONDON

FOTO: Bulan Desember 1915: tentara Australia menerima hadiah dari pohon Natal pada prasmanan ANZAC. (Foto: Topical Press Agency/Getty Images)
“Prasmanan ANZAC diselenggarakan oleh Asosiasi Pribumi Australia cabang London, sebuah organisasi mantan-patriot Australia, dan dibuka pada akhir tahun 1915 untuk menyediakan makanan dan hiburan gratis bagi tentara Australia di London.”
“Pada saat itu, sebagian besar pasukan Australia masih berada di Mesir dan Gallipoli, dan prasmanan akan melayani lebih banyak tentara yang melakukan pemulihan dari kampanye Gallipoli, dan sejumlah kecil orang Australia yang terkait dengan unit di Prancis.”
“Prasmanan buka tujuh hari seminggu. Di awal penyelenggaraan, tuan rumah Nyonya Rattigan menjalankan prasmanan untuk dua hari seminggu, dari jam 6 pagi hingga 10.30 malam. Staf prasmanan umumnya memberi makan dan menghibur 1.000 prajurit Australia sehari. Selain menyajikan makanan, Prasmanan ANZAC memiliki ruang biliar, ruang baca, dan ruang musik.”

PERAYAAN NATAL

Bulan Desember 1915: pasukan Australia menarik kembang api saat pesta minum teh di prasmanan ANZAC. (Foto: Topical Press Agency/Getty Images)
“Kami memegang lempengan kaca negatif dari gambar-gambar ini di Arsip kami, lengkap dengan teks tulisan tangan asli. Merasakan beratnya lempengan itu di tangan Anda, melihat gambar di permukaan, bisa menjadi hal yang sangat mengharukan.”
“Bahkan dalam gambar-gambar yang menyenangkan tersebut, tidak diragukan lagi dimaksudkan untuk meningkatkan moral para prajurit, siapapun akan bertanya-tanya apa yang terjadi pada para pemuda ini dan para wanita yang membuat upaya untuk membuat mereka merasa di rumah, di belahan bumi lain.”

PASUKAN AUSTRALIA DI INGGRIS

Bulan Januari 1916: Pasukan Australia di Inggris mengenakan sejenis akasia lambang nasional Australia di pakaian mereka. (Foto: Topical Press Agency/Getty Images)

NONA ELSA STRALIA

5 Mei 1917: Nona Elsa Stralia menyanyikan “Anak-anak Lelaki Australia” di Queen’s Hall, London. (Foto: Topical Press Agency/Getty Images)
“Nona Elsa Stralia, yang terkenal karena ‘perasaan, serta kekuatan dan rentang suaranya yang tidak biasa,’ menghabiskan masa perang di Inggris, dengan banyak penampilannya di Drury Lane Theatre sebagai bagian dari Royal Philharmonic Society, mengumpulkan dana untuk upaya perang.
“Penyanyi itu kehilangan dua saudara laki-lakinya yang tewas dalam perang.”

PASUKAN AUSTRALIA DI MESIR

Infantri Australia mengendarai unta di dekat Sphinx, dengan latar belakang Piramida Agung Giza, sekitar tahun 1915. (Foto: FPG/Getty Images/Paul Thompson)
“Para prajurit yang dipotret di sini mungkin telah menjadi bagian dari Korps Pasukan Unta Kerajaan Pertama, dengan dua batalion dari empat tentara Australia yang selamat dari Pertempuran Gallipolli.”
“Perang Dunia I adalah konflik transisional, peperangannya terjepit di antara praktik militer abad ke-19 yang menolak penggunaan tank dan senapan mesin pertama. Melihat kembali foto-foto itu, tampaknya mustahil bahwa orang-orang dikirim ke medan perang di atas punggung unta, dipersenjatai dengan senjata Lewis. Namun, Brigade tersebut mengalami serangkaian kemenangan di Sinai, hanya bubar ketika medan menghadirkan tantangan baru di Palestina.”

KISAH HUTAN PRANCIS, SYDNEY

Pekerja Sukarela Australia meminta bantuan dengan spanduk bertuliskan “Datanglah & Membantulah di Hutan Prancis” selama Perang Dunia I, sekitar tahun 1917. Hutan Prancis adalah area tanah di luar Sydney, yang didirikan sebagai rumah bagi tentara yang kembali dari perang. (Foto: FPG/Getty Images/Paul Thompson)
“Sementara kita mengingat mereka yang tidak berhasil pulang, perang untuk mengakhiri semua perang [WW1] meninggalkan tanda yang resisten pada tentaranya yang membentuk abad selanjutnya. Diperkirakan 156 ribu tentara Australia terluka secara fisik dalam konflik, dengan banyak tentara yang kembali pada akhirnya berurusan dengan trauma psikologis yang tak terukur.
“Bangsa Australia pada saat itu memiliki populasi hanya lima juta orang. Dalam hal korban, angka itu tetap menunjukkan perang paling dahsyat Australia.”

KONTINGEN VICTORIA

Para tentara Australia dari negara bagian Victoria berbaris di Bourke Street di Melbourne, sebelum berangkat ke medan Perang Dunia I, sekitar tahun 1914. (Foto: FPG/Getty Images/Paul Thompson)
“Ketika perang diumumkan pada tanggal 4 Agustus 1914, Australia segera menjanjikan dukungannya, bersama dengan negara-negara Persemakmuran Inggris lainnya. Berbicara pada hari-hari sebelum keputusan, Perdana Menteri Australia Joseph Cook menyerukan, “Ingatlah bahwa ketika Kerajaan sedang berperang, begitu juga Australia sedang berperang. Semua sumber daya kita di Australia berada di Kerajaan, dan untuk Kerajaan, dan untuk pelestarian dan keamanan Kerajaan Inggris Raya.”
“Sebagai salah satu dari hanya dua negara yang tidak melaksanakan wajib militer, pada akhir tahun 1914, total 52.561 sukarelawan telah melewati panduan fisik. Bulan November 1918, 60 ribu orang Australia telah tewas.”
Keterangan foto utama: Para tentara Australia dari negara bagian Victoria berbaris di Bourke Street di Melbourne, sebelum berangkat ke medan Perang Dunia I, sekitar tahun 1914. (Foto: FPG/Getty Images/Paul Thompson)

No comments:

Post a Comment

SPONSOR